Pemeliharaan
Tanaman Jati Kultur Jaringan
Tahapan pemeliharaan tanaman selama
masa pertumbuhan yang secara garis besar meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
A. Pendangiran (membersihkan piringan seluas canopy tanaman) dan pembumbunan.
Tiga bulan setelah tanam, piringan seluas canopy didangir, dibersihkan dari gulma/tumbuhan pengganggu lainnya, serta dibumbun. Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah di sekitar tanaman untuk memperbaiki sifat fisik tanah (drainase tanah), yang dapat memacu pertumbuhan tanaman jati. Pendangiran dilakukan pada umur tanaman jati 3 bulan hingga 4 tahun dan dilakukan 1 - 2 kali dalam setahun.
B. Penyulaman tanaman yang mati atau kerdil
Selama proses pemeliharaan berlangsung, penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak sehat karena terserang penyakit atau tanaman yang jelek pertumbuhannya (patah, bengkok, dan gundul). Penyulaman dilakukan selama masa awal pemeliharaan yaitu 1 - 2 tahun, frekwensi penyulaman 2 kali setahun.
C. Penyiangan atau pengendalian gulma
Rumput, alang-alang dan gulma harus dikendalikan karena menjadi pesaing tanaman jati dalam memperoleh cahaya matahari, kelembaban dan unsur hara tanah.
Penyiangan gulma dilakukan, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Frekwensi penyiangan minimum 3 - 4 bulan sekali dalam setahun saat tanaman jati berumur 1 - 2 tahun. Selanjutnya penyiangan dilakukan setiap 6 - 12 bulan sekali sampai tanaman dipanen.
D. Pemupukan tanaman
Tiga bulan setelah ditanam, tanaman jati diberi pupuk NPK (15:15:15) 100gr. Carapemupukan: tanah seluas canopy didangir dan digemburkan terlebih dahulu (hati-hati jangan terlalu dalam agar tidak mengenai akar), lalu dibuatkan siring melingkar (lebar siring 10 cm dan dalamnya 15 cm) dengan diameter siring tepat diujung canopy atau tepat diujung akar-akar rambut yang akan menyerap pupuk tersebut. Kemudian masukkan pupuk dan selanjutnya siring ditutup kembali dengan tanah dan dilakukan penyiraman.
Pemupukan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti tersebut di atas, pada usia tanaman dan dengan dosis per pohon sebagai berikut:
A. Pendangiran (membersihkan piringan seluas canopy tanaman) dan pembumbunan.
Tiga bulan setelah tanam, piringan seluas canopy didangir, dibersihkan dari gulma/tumbuhan pengganggu lainnya, serta dibumbun. Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah di sekitar tanaman untuk memperbaiki sifat fisik tanah (drainase tanah), yang dapat memacu pertumbuhan tanaman jati. Pendangiran dilakukan pada umur tanaman jati 3 bulan hingga 4 tahun dan dilakukan 1 - 2 kali dalam setahun.
B. Penyulaman tanaman yang mati atau kerdil
Selama proses pemeliharaan berlangsung, penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak sehat karena terserang penyakit atau tanaman yang jelek pertumbuhannya (patah, bengkok, dan gundul). Penyulaman dilakukan selama masa awal pemeliharaan yaitu 1 - 2 tahun, frekwensi penyulaman 2 kali setahun.
C. Penyiangan atau pengendalian gulma
Rumput, alang-alang dan gulma harus dikendalikan karena menjadi pesaing tanaman jati dalam memperoleh cahaya matahari, kelembaban dan unsur hara tanah.
Penyiangan gulma dilakukan, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Frekwensi penyiangan minimum 3 - 4 bulan sekali dalam setahun saat tanaman jati berumur 1 - 2 tahun. Selanjutnya penyiangan dilakukan setiap 6 - 12 bulan sekali sampai tanaman dipanen.
D. Pemupukan tanaman
Tiga bulan setelah ditanam, tanaman jati diberi pupuk NPK (15:15:15) 100gr. Carapemupukan: tanah seluas canopy didangir dan digemburkan terlebih dahulu (hati-hati jangan terlalu dalam agar tidak mengenai akar), lalu dibuatkan siring melingkar (lebar siring 10 cm dan dalamnya 15 cm) dengan diameter siring tepat diujung canopy atau tepat diujung akar-akar rambut yang akan menyerap pupuk tersebut. Kemudian masukkan pupuk dan selanjutnya siring ditutup kembali dengan tanah dan dilakukan penyiraman.
Pemupukan selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti tersebut di atas, pada usia tanaman dan dengan dosis per pohon sebagai berikut:
·
Usia tanaman 6 bulan dengan dosis
100gr NPK
·
Usia tanaman 9 bulan dengan dosis
100gr NPK
·
Usia tanaman 12 bulan dengan dosis
100gr NPK
·
Usia tanaman 24 bulan dengan dosis
100gr NPK dan 50gr Urea
·
Usia tanaman 48 bulan dengan dosis
100gr NPK dan 100gr Urea
E. Pemangkasan cabang dan Perwiwilan
Pemangkasan cabang adalah kegiatan pembuangan cabang yang tidak diinginkan untuk memperoleh batang bebas cabang sampai ketinggian 6 meter dari tanah. Memangkas atau memotong cabang harus tepat dipangkal batang atau ruas pertama dari tunas air. Untuk menghindari kontak dengan bibit penyakit, luka bekas pemangkasan sebaiknya ditutupi dengan bahan penutup luka seperti ter atau parafin.
F. Pemangkasan tonggak penyangga
Jika ada tanaman yang tumbuhnya tidak tegak/agak condong atau pertumbuhannya tidak tegar (agak kurus maka perlu diberi penyangga).
G.Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan alat Hand Sprayerpada dosis/takaran, serta cara yang tepat (dosis/takaran dan caranya dapat dibaca pada kemasan produk obat pestisida yang digunakan). Hama dan penyakit, tanda serangan, akibat yang ditimbulkan serta pestisida pemberantasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No.
|
Hama
dan penyakit
|
Tanda-tanda
serangan
|
Akibat
yang timbul
|
Pemberantasan
|
1
|
Serangan ulat bulu
|
Daun Jati berlubang
|
Pertumbuhan terhambat
|
Basudin 50 EC
|
2
|
Serangan kutu putih/wool
|
Tampak putih pada daun
|
Pertumbuhan terhambat
|
Pegasus
|
3
|
Serangan jamur kuping
|
Bercak kuning pada daun
|
Daun mengering/coklat
|
Benlate T20WP
|
4
|
Serangan embun tepung
|
Bercak kuning dalam daun
|
Pertumbuhan terhambat
|
Benlate T20WP
|
5
|
Lalat daun
|
Helai dan warna daun rusak
|
Tinggal tulang daun
|
Supracide 25WP
|
6
|
Stem Borer
|
Bercak/titik lubang di batang dan
cabang
|
Batang/cabang terlihat layu dan
kropos
|
Metamidophose 50% SL
|
Catatan penting:
Pemeliharaan tanaman jati akan lebih mudah dan menuntungkan apabila dilakukan penanaman jati ditumpangsarikan dengan tanaman palawija seperti kacang-kacangan, jagung, ubi jalar, cabai, dll. Pada jarak tanam 2 x 2,5 m, tanaman tumpangsari bisa ditanam pada lajur yang mempunyai lebar 2,5 m. Adanya tanaman tumpangsari akan mempermudah pemeliharaan tanaman jati dalam hal: pendangiran, penyiangan/pengendalian gulma, dan pemupukan. Tumpang sari dengan tanaman palawija dapat dilakukan hingga tanaman jati berumur 2 tahun.
Pemeliharaan tanaman jati akan lebih mudah dan menuntungkan apabila dilakukan penanaman jati ditumpangsarikan dengan tanaman palawija seperti kacang-kacangan, jagung, ubi jalar, cabai, dll. Pada jarak tanam 2 x 2,5 m, tanaman tumpangsari bisa ditanam pada lajur yang mempunyai lebar 2,5 m. Adanya tanaman tumpangsari akan mempermudah pemeliharaan tanaman jati dalam hal: pendangiran, penyiangan/pengendalian gulma, dan pemupukan. Tumpang sari dengan tanaman palawija dapat dilakukan hingga tanaman jati berumur 2 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar