Budidaya Tebu
Uji coba Penanaman tebu bibit mentah dengan
cara di tugal
Prakarta
1. Syarat Tumbuh Tebu
(Saccarum officinarum)Tebu termasuk jenis tanaman rumput yang kokoh dan kuat.
Adapun syarat-syarat tumbuh tanaman tebu adalah:• Tumbuh di daerah dataran
rendah yang kering. Iklim panas yang lembab dengan suhu antara 25ºC-28ºC• Curah
hujan kurang dari 100 mm/tahun• Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4.
Ketinggian kurang dari 500 m dpl.
Agar tanaman tebu
mengandung kadar gula yang tinggi, harus diperhatikan musim tanamnya. Pada
waktu masih muda tanaman tebu memerlukan banyak air dan ketika mulai tua
memerlukan musim kemarau yang panjang. Daerah penghasil tebu terutama di Jawa,
Sumatera Selatan, Sumateran Barat,Lampung,dan,NusaTenggara.
2. Persiapan Bibit
Kita akan berbagi penananam jenis bibit batang muda/rencekan
yang diambil 2-3 sepanjang 10/20 cm. Daun kering yang membungkus batang tidak dibuang bibit mudah diangkut karena
tidak mudah rusak,. Biaya bibit lebih murah .
Bibit batang muda
Dikenal pula dengan nama bibit mentah / bibit krecekan. Berasal dari tanaman
berumur 5-7 bulan. Seluruh batang tebu dapat diambil dan dijadikan 3 stek.
Setiap stek terdiri atas 2-3 mata tunas. Untuk mendapatkan bibit, tanaman
dipotong, daun pembungkus batang tidak dibuang. Setiap hektar tanaman kebun
bibit bagal dapat menghasilkan bibit untuk keperluan 10 hektar.
.
§ Penentuan Komposisi Bibit secara Umum
dikaitkan dengan Tingkat Kemasakannya, Masa Tanam, Iklim, Kondisi Lahan serta
Lamanya Musim Giling. Bibit-bibit yang ditanam diharapkan mempunyai kriteria :
- Mempunyai Potensi
Kwintal Tebu dan Rendemen tinggi.
- Mempunyai Tingkat
Kemurnian tinggi ( > 90 % ).
- Bebas dari Hama dan
Penyakit.
- Mempunyai Daya
Kecambah tinggi.
- Tahan terhadap
kekeringan dan tidak mudah roboh.
Pada kondisi fisik
lingkungan yang ada, yaitu pada areal lahan kering atau tegalan, maka agar
dapat dicapai produksi yang tinggi diperlukan bibit tebu dengan varietas tebu
yang sesuai dengan kondisi lahan kering. Varietas untuk lahan kering harus
memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain:
• Mempunyai daya tahan
kekeringan
• Mudah berkecambah,
cepat beranak dan bertunas banyak.
• Mempunyai daya tahan
kepras yang baik.
• Rendemen tinggi
• Mudahdi klentek
• Tahan roboh
Adapun
varietas-varietas unggul untuk tebu lahan kering atau tegalan berdasarkan hasil
penelitian yang dikeluarkan oleh P3GI (1990) diantaranya, adalah (PS 77-1381,
PS 77-1553, PS 78-561, PS 79-1497, PS 80-1070). Untuk mengetahui varietas yang
paling cocok untuk dikembangkan di suatu daerah, dapat dilakukan dengan
mengadakan percobaan adaptasi tanaman terlebih dahulu.
Sedangkan untuk
pengadaan bibit tebu dilakukan melalui tahapan penjenjangan kebun pembibitan,
mulai dari Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk
(KBI) hingga Kebun Bibit Datar (KBD) sebagai sumber bibit bagi pertanaman atau
Kebun Tebu Giling (KTG).
3. Persiapan Lahan
Persiapan lahan
merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu
sehingga kondisi fisik dan kimia tanah sesuai dengan media perkembangan
perakaran tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologis.
Pada prinsipnya,
persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah
sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara
intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun
struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna, sehingga
kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih
terdapat sisa-sisa batang/perakaran yang dapat mengganggu operasional mesin di
lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh
jalan produksi dan jalan kebun.
Lahan yang bisa
dikembangkan menjadi perkebunan tebu lahan kering berupa hutan primer dan
sekunder, padang rumput atau padang alang-alang, semak belukar, lahan tegalan,
sawah tadah hujan dan bekas perkebunan. Teknik pembukaan lahan maupun perlatan
yang digunakan disesuaikan untuk masing-masing jenis lahan. Pada prinsipnya
lapisan tanah bagian atas yang merupakan bagian tersubur harus dijaga agar
jangan hilang tergusur atau terkikis oleh air hujan.
Karena kelangkaan
tenaga kerja, sementara waktu tanam optimal pertanaman tebu di lahan kering
adalah sempit, maka tenaga penarik untuk pengolahan tanah yang murah dan
efektif adalah dengan menggunakan traktor. Tahap pertama pengolahan tanah
menggunakan bajak untuk memotong dan membalik tanah, dan kemudian dilanjutkan
dengan garu untuk menggemburkan tanah. Setelah tanah selesai diolah kemudian
dibuat kairan (alur tanaman). Untuk mendapatkan hasil olahan tanah yang baik
yaitu cukup dalam dan gembur, tanah harus dalam keadaan cukup air (tidak basah
dan tidak terlalu kering). Berdasarkan hal ini maka saat yang tepat untuk
mengolah tanah adalah segera setelah musim hujan selesai atau awal musim
kemarau.
Adapun tahapan
kegiatan pengolahan tanah secara umum adalah sebagai berikut ;
a. Pembajakan
Pembajakan atau
pengolahan tanah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap kegiatan, yaitu ;
Pembajakan I
Bertujuan untuk
membalik tanah serta memotong sisa – sisa kayu dan vegetasi awal yang masih
tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter
31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai
dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 – 30 cm dan kapasitas
kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (±10ha) dibutuhkan
waktu 8 jam kerja (mesin operasi). Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal
dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang
terhadap barisan tanaman tebu.
Pembajakan II
Dilaksanakan sekitar
tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil
pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah
Disc Plow 3 – 4 disc diameter 28 inchi dan traktor 80 – 90 HP.
b. Penggaruan
Penggaruan bertujuan
untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah.
Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat
Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP.
Pada areal RPC, tujuan
penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah hasil
pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu.
Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah
bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow
dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.
c. Pengumpulan Akar
Pengumpulan akar
merupakan kegiatan pengumpulan sisa – sisa kayu yang terangkat akibat
pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh
tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa – sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk
dengan jarak 10 – 15 meter kemudian dibersihkan dari areal tersebut.
d. Pembuatan Alur
Tanam
Pembuatan alur tanam
merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu. Alur tanam
dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak dari
pusat ke pusat adalah 1,30 meter.
Pembuatan alur tanam
dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir
sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah
kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak
dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu. Pada daerah miring, arah
kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan 2%),
sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangku
(Contour Bank). Kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam.
4. Penanaman
Pada saat penanaman
tebu, kondisi tanah yang dikehendaki lembab tapi tidak terlalu basah dan cuaca
cerah. Untuk saat ini tanam tebu lahan kering yang paling tepat adalah masa
pancaroba yakni akhir musim kemarau sampai awal musim hujan atau sebaliknya.
Menurut Tonny Kuntohartono dkk. (1976). Untuk daerah kering (tipe iklim C dan D
Schimdt-Fergusson) saat tanam adalah antara pertengahan Oktober-Desember,
sedang pada daerah basah (tipe iklim B) adalah awal musim kemarau.
Disini kita hanya
mengupas hasil penanaman bibit mentah/ rencekan dg cara ditugal yang dilakukan
dilahan kering pada musim kemarau dan awal musim hujan ( pancaroba )
Langkah – langkah yang
dilakukan :
-. Bibit dari tananman yang berumur 5-6
bulan
-. Bibit dipotong 2 – 3 mata tunas
-. Tugal pada alur tanam , jarak pertugal
50/60 cm dg kadalaman 7-10cm.
-. Letakan tebu yg sudah di potong pada
lubang yg ada di alur tanaman, uruk lubang dg tanah tekan dg ibu jari kaki /
tangan ( lebih bagus tanahnya agak basah
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan
perkecambahan tanaman tebu dengan cara ditugal :
- pada tanah kering yg tanpa irigasi
cukup menggunakan semprotan / hanspray ( spet ) untuk insektisida bedanya hanya
di isi air.
- Lakukan penyemprotan
2 hari sekali ( lebih bagus pada sore hari ), pada lubang tugal sampai basah.
- Lakuakan sampai
tumbuh perkecambahan atau sampai muncul tunas – tunas
- apabila hujan belum
turun, laukan penyemprotan satu minggu sekali
§ Penyulaman
Penyulaman merupakan
kegiatan penanaman untuk menggantikan bibit tebu yang tidak tumbuh, baik pada
tanaman baru ataupun tanaman keprasan agar diperoleh populasi tebu yang
optimal. Pelaksanaan penyulaman untuk bibit bagal dilakukan 2 minggu dan 4
minggu setelah tanam, sedangkan untuk bibit rayungan dilakukan 2 minggu setelah
tanam.
Penyulaman
dilaksanakan pada baris bagal 2 – 3 mata sebanyak dua potong dan diletakkan
pada baris tanaman yang telah dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut
gagal, penyulaman ulang harus segera dilaksanakan.
apat menggunakan
varietas tahan, alat pemotong dengan deinfektan Lisol 10% atau dengan perlakuan
air panas pada bibit dengan suhu air 500 C selama 2 – 3 jam. Serangan penyakit
yang selama ini menyerang ternyata masih dibawah 5%, sehingga tindakan yang
banyak dilakukan adalah dengan sanitasi kebun dan menggunakan varietas tahan.
§ Pemupukan
Sebagaimana pada lahan
sawah, pemupukan bagi tanaman tebu di lahan kering tidak diberikan sekaligus
tetapi bertahap disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan untuk mencegah
kehilangan pupuk. Dosis umum disesuaikan dengan kondisi tanah setempat. Pedoman
umum dari P3GI (1988): untuk tanaman pertama, pupuk pertama yang terdiri dari
ZA dan TSP (untuk daerah dengan musim kemarau panjang) atau ZA+TSP+KCl (untuk
daerah dengan musim kemarau pendek), diberikan sesaat sebelum tanam, ditaburkan
pada dasar juringan. Sedangkan pupuk yang kedua terdiri dari ZA dan KCl
diberikan pada umur 1,5-2 bulan dengan cara ditaburkan dalam larikan kemudian
ditutup dengan pemberian tanah pertama. Pada tanaman keprasan, pupuk pertama
dan kedua diberikan dalam paliran yang letaknya saling berlawanan, sedalam 5-10
cm dan berjarak ± 10 cm dari barisan tanaman yang kemudian ditutup dengan
tanah.
Dosis pupuk yang
dianjurkan untuk tebu lahan kering tanaman pertama (TRIT I) adalah 8 ku ZA, 2
ku SP36 dan 3 ku KCl tiap hektar dengan aplikasi 2 kali. Pemupukan pertama
dilakukan pada saat tanam sebagai pupuk dasar dengan 1/3 dosis ZA dan seluruh
SP 36 dan KCl. Pemupukan 2 dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 1,5
bulan yaitu pada awal musim hujan dengan 2/3 dosis ZA.
Keuntungan penanaman
tebu mentah dengan di tugal ;
# tidak memerlukan banyak pekerja
#mampu menekan ongkos penanaman
#daya perkecambahan lebih cepat dan
berhasil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar