Rabu, 05 Februari 2014

Budidaya Tebu Uji coba Penanaman tebu bibit mentah dengan cara di tugal

Budidaya Tebu
Uji coba Penanaman tebu bibit mentah dengan cara di tugal
Prakarta
1. Syarat Tumbuh Tebu (Saccarum officinarum)Tebu termasuk jenis tanaman rumput yang kokoh dan kuat. Adapun syarat-syarat tumbuh tanaman tebu adalah:• Tumbuh di daerah dataran rendah yang kering. Iklim panas yang lembab dengan suhu antara 25ºC-28ºC• Curah hujan kurang dari 100 mm/tahun• Tanah tidak terlalu masam, pH diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl.
Agar tanaman tebu mengandung kadar gula yang tinggi, harus diperhatikan musim tanamnya. Pada waktu masih muda tanaman tebu memerlukan banyak air dan ketika mulai tua memerlukan musim kemarau yang panjang. Daerah penghasil tebu terutama di Jawa, Sumatera Selatan, Sumateran Barat,Lampung,dan,NusaTenggara.
2. Persiapan Bibit
Kita  akan berbagi penananam jenis bibit batang muda/rencekan yang diambil 2-3 sepanjang 10/20 cm. Daun kering yang membungkus batang  tidak dibuang bibit mudah diangkut karena tidak mudah rusak,. Biaya bibit lebih murah .
Bibit batang muda Dikenal pula dengan nama bibit mentah / bibit krecekan. Berasal dari tanaman berumur 5-7 bulan. Seluruh batang tebu dapat diambil dan dijadikan 3 stek. Setiap stek terdiri atas 2-3 mata tunas. Untuk mendapatkan bibit, tanaman dipotong, daun pembungkus batang tidak dibuang. Setiap hektar tanaman kebun bibit bagal dapat menghasilkan bibit untuk keperluan 10 hektar.
.
§ Penentuan Komposisi Bibit secara Umum dikaitkan dengan Tingkat Kemasakannya, Masa Tanam, Iklim, Kondisi Lahan serta Lamanya Musim Giling. Bibit-bibit yang ditanam diharapkan mempunyai kriteria :
- Mempunyai Potensi Kwintal Tebu dan Rendemen tinggi.
- Mempunyai Tingkat Kemurnian tinggi ( > 90 % ).
- Bebas dari Hama dan Penyakit.
- Mempunyai Daya Kecambah tinggi.
- Tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah roboh.
Pada kondisi fisik lingkungan yang ada, yaitu pada areal lahan kering atau tegalan, maka agar dapat dicapai produksi yang tinggi diperlukan bibit tebu dengan varietas tebu yang sesuai dengan kondisi lahan kering. Varietas untuk lahan kering harus memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain:
• Mempunyai daya tahan kekeringan
• Mudah berkecambah, cepat beranak dan bertunas banyak.
• Mempunyai daya tahan kepras yang baik.
• Rendemen tinggi
• Mudahdi klentek
• Tahan roboh
Adapun varietas-varietas unggul untuk tebu lahan kering atau tegalan berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh P3GI (1990) diantaranya, adalah (PS 77-1381, PS 77-1553, PS 78-561, PS 79-1497, PS 80-1070). Untuk mengetahui varietas yang paling cocok untuk dikembangkan di suatu daerah, dapat dilakukan dengan mengadakan percobaan adaptasi tanaman terlebih dahulu.
Sedangkan untuk pengadaan bibit tebu dilakukan melalui tahapan penjenjangan kebun pembibitan, mulai dari Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) hingga Kebun Bibit Datar (KBD) sebagai sumber bibit bagi pertanaman atau Kebun Tebu Giling (KTG).
3. Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah sesuai dengan media perkembangan perakaran tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologis.
Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna, sehingga kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa-sisa batang/perakaran yang dapat mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun.
Lahan yang bisa dikembangkan menjadi perkebunan tebu lahan kering berupa hutan primer dan sekunder, padang rumput atau padang alang-alang, semak belukar, lahan tegalan, sawah tadah hujan dan bekas perkebunan. Teknik pembukaan lahan maupun perlatan yang digunakan disesuaikan untuk masing-masing jenis lahan. Pada prinsipnya lapisan tanah bagian atas yang merupakan bagian tersubur harus dijaga agar jangan hilang tergusur atau terkikis oleh air hujan.
Karena kelangkaan tenaga kerja, sementara waktu tanam optimal pertanaman tebu di lahan kering adalah sempit, maka tenaga penarik untuk pengolahan tanah yang murah dan efektif adalah dengan menggunakan traktor. Tahap pertama pengolahan tanah menggunakan bajak untuk memotong dan membalik tanah, dan kemudian dilanjutkan dengan garu untuk menggemburkan tanah. Setelah tanah selesai diolah kemudian dibuat kairan (alur tanaman). Untuk mendapatkan hasil olahan tanah yang baik yaitu cukup dalam dan gembur, tanah harus dalam keadaan cukup air (tidak basah dan tidak terlalu kering). Berdasarkan hal ini maka saat yang tepat untuk mengolah tanah adalah segera setelah musim hujan selesai atau awal musim kemarau.
Adapun tahapan kegiatan pengolahan tanah secara umum adalah sebagai berikut ;
a. Pembajakan
Pembajakan atau pengolahan tanah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap kegiatan, yaitu ;
Pembajakan I
Bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa – sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 – 30 cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (±10ha) dibutuhkan waktu 8 jam kerja (mesin operasi). Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang terhadap barisan tanaman tebu.
Pembajakan II
Dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 – 4 disc diameter 28 inchi dan traktor 80 – 90 HP.
b. Penggaruan
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP.
Pada areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.
c. Pengumpulan Akar
Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa – sisa kayu yang terangkat akibat pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa – sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak 10 – 15 meter kemudian dibersihkan dari areal tersebut.
d. Pembuatan Alur Tanam
Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu. Alur tanam dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak dari pusat ke pusat adalah 1,30 meter.
Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu. Pada daerah miring, arah kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangku (Contour Bank). Kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam.
4. Penanaman
Pada saat penanaman tebu, kondisi tanah yang dikehendaki lembab tapi tidak terlalu basah dan cuaca cerah. Untuk saat ini tanam tebu lahan kering yang paling tepat adalah masa pancaroba yakni akhir musim kemarau sampai awal musim hujan atau sebaliknya. Menurut Tonny Kuntohartono dkk. (1976). Untuk daerah kering (tipe iklim C dan D Schimdt-Fergusson) saat tanam adalah antara pertengahan Oktober-Desember, sedang pada daerah basah (tipe iklim B) adalah awal musim kemarau.
Disini kita hanya mengupas hasil penanaman bibit mentah/ rencekan dg cara ditugal yang dilakukan dilahan kering pada musim kemarau dan awal musim hujan ( pancaroba )
Langkah – langkah yang dilakukan :
-.          Bibit dari tananman yang berumur 5-6 bulan
-.          Bibit dipotong 2 – 3 mata tunas
-.          Tugal pada alur tanam , jarak pertugal 50/60 cm dg kadalaman 7-10cm.
-.          Letakan tebu yg sudah di potong pada lubang yg ada di alur tanaman, uruk lubang dg tanah tekan dg ibu jari kaki / tangan ( lebih bagus tanahnya agak basah 
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan perkecambahan tanaman tebu dengan cara ditugal :
            - pada tanah kering yg tanpa irigasi cukup menggunakan semprotan / hanspray ( spet ) untuk insektisida bedanya hanya di isi air.
- Lakukan penyemprotan 2 hari sekali ( lebih bagus pada sore hari ), pada lubang tugal sampai basah.
- Lakuakan sampai tumbuh perkecambahan atau sampai muncul tunas – tunas
- apabila hujan belum turun, laukan penyemprotan satu minggu sekali
§ Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan penanaman untuk menggantikan bibit tebu yang tidak tumbuh, baik pada tanaman baru ataupun tanaman keprasan agar diperoleh populasi tebu yang optimal. Pelaksanaan penyulaman untuk bibit bagal dilakukan 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam, sedangkan untuk bibit rayungan dilakukan 2 minggu setelah tanam.
Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal 2 – 3 mata sebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanaman yang telah dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut gagal, penyulaman ulang harus segera dilaksanakan.
apat menggunakan varietas tahan, alat pemotong dengan deinfektan Lisol 10% atau dengan perlakuan air panas pada bibit dengan suhu air 500 C selama 2 – 3 jam. Serangan penyakit yang selama ini menyerang ternyata masih dibawah 5%, sehingga tindakan yang banyak dilakukan adalah dengan sanitasi kebun dan menggunakan varietas tahan.

§ Pemupukan
Sebagaimana pada lahan sawah, pemupukan bagi tanaman tebu di lahan kering tidak diberikan sekaligus tetapi bertahap disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan untuk mencegah kehilangan pupuk. Dosis umum disesuaikan dengan kondisi tanah setempat. Pedoman umum dari P3GI (1988): untuk tanaman pertama, pupuk pertama yang terdiri dari ZA dan TSP (untuk daerah dengan musim kemarau panjang) atau ZA+TSP+KCl (untuk daerah dengan musim kemarau pendek), diberikan sesaat sebelum tanam, ditaburkan pada dasar juringan. Sedangkan pupuk yang kedua terdiri dari ZA dan KCl diberikan pada umur 1,5-2 bulan dengan cara ditaburkan dalam larikan kemudian ditutup dengan pemberian tanah pertama. Pada tanaman keprasan, pupuk pertama dan kedua diberikan dalam paliran yang letaknya saling berlawanan, sedalam 5-10 cm dan berjarak ± 10 cm dari barisan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah.
Dosis pupuk yang dianjurkan untuk tebu lahan kering tanaman pertama (TRIT I) adalah 8 ku ZA, 2 ku SP36 dan 3 ku KCl tiap hektar dengan aplikasi 2 kali. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam sebagai pupuk dasar dengan 1/3 dosis ZA dan seluruh SP 36 dan KCl. Pemupukan 2 dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 1,5 bulan yaitu pada awal musim hujan dengan 2/3 dosis ZA.
Keuntungan penanaman tebu mentah dengan di tugal ;
            # tidak memerlukan banyak pekerja
            #mampu menekan ongkos penanaman
            #daya perkecambahan lebih cepat dan berhasil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar