Senin, 10 Maret 2014

BUDIDAYA JAHE ( zingiber Officinale ) DENGA MEDIA POLYBAG / ZAG

BUDIDAYA  JAHE ( zingiber Officinale )
DENGA MEDIA  POLYBAG  / ZAG

Budidaya tanaman bahan jahe dapat dilakukan secara (1) monokultur atau (2) tumpangsari. Disini yang saya bahas adalah Pola budidaya tanaman jahe dalam media Polybag / zag ( karung plastic ) diareal lahan yang terbatas. Hal yg mendasar adalah sempitnya  lahan dan perawatan yang dilakukan lebih mudah dan tidak banyak menyita waktu kita.  Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pola Media tanam diatas adalah
1. Tidak memerlukan lahan yg luas
2. Tidak memerlukan modal yg besar
3. Masa tanam yg relative pendek
4. Yg jelas meningkatkan peghasilan ,kalo dikelola dg baik

Budidaya ini sudah dikembangkan oleh perorangan maupun kelompok kelompok,dan dikembangkan lebih modern oleh para penggerak dibidang agrobis. Proses budidaya tanaman jahe secara garis besar meliputi pembibitan, pengolahan mediatanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan penanganan pascapanen. Pembibitan meliputi penyemaian bibit dan penyiapan bibit sebelumditanam. Tergantung kepada kondisi , maka tahapan pada pengolahan media tanam dapat meliputi kegiatan persiapan media tanam, pengolahan bahan tanam,pembentukan bedengan . Pemeliharaan tanaman meliputikegiatan penyulaman, penyiangan, peggemburan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, serta pengendalian hama, penyakit dan gulmaOleh karena setiap jenis tanaman jahe mempunyai atau mempersyaratkan perlakuan yang spesifik, berikut diuraikan secara singkat proses budidaya tanaman jahe
 
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Pembibitan: Rimpang yang digunakan untuk bibit adalah yang dipanen minimal 10 bulan, dengan ciri antara lain kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin, mengkilat dan keras serta tidak mudah mengelupas. Rimpang yang dipilih untuk benih adalah yang mempunyai 2-3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25-60 gr untuk jahe putih besar, 20-40 gr untuk jahe putih kecil dan jahe merah. .Sebelum ditanam rimpang bibit ditunaskan dengan cara menghamparkan rimpang di atas jerami/alang-alang tipis. Jerami atau alang-alang dihamparkan di atas wadah berupa rak-rak terbuat dari bambu atau kayu yang diletakkan di tempat
yang teduh. Selama penyemaian dilakukan penyiraman setiap hari. Setelah sekitar 15 hari atau apabila sudah tumbuh tunas dengan tinggi 1-2 cm, benih sudah siap ditanam. Untuk mencegah infeksi bakteri, sebelum ditanam benih direndam di dalam larutan bakterisida selama 10 jam, kemudian dikering anginkan.
Penyiapan Media
    Siapkan Polybag / zag sesuai kebutuhan. Isi dengan bahan campuran kompos organic/ sekam yg sudah membusuk, tanah ( kalo ada tanah humus / tanah yg arnanya kemerahan / tana yg poros terhadap air kalo perlu campur dg pupuk TSP/ponska , aduk ratau dengan garpu atau dicangkul / atau paka tangan lebih bagus agar merata campuran bahan tersebut. Biarkan 1- 2 minggu ,tetap siram air unuk mempercepat proses peragian bahan tanaman. Isi Polybag seperempat .
Penanaman:    Bibit yg sudah disiapkan, dipotong 2/3 rimpang ,letakan di media /bahan yg ada dalam polybag ,tekan ,lalutaburkan tanah secukupnya janan terlalu tebal
Pemeliharaan: Setelah penanaman dilakukan pemupukan dengan urea sebanyak 3 kali yaitu pada saat umur tanaman mencapai 1, 2 dan 3 bulan. Pada setiap umur tanaman tersebut pupuk yang diberikan adalah sebanyak 135-200 Kg/ha. Selama masa pertumbuhan tanaman dilakukan penyiangan gulma dengan intensitas sesuai dengan kondisi pertumbuhan gulma. Selama masa pertumbuhan terdapat resiko tanaman diserang hama dan penyakit. Apabila ada tanamanyang terserang penyakit layu bakteri, maka tanaman tersebut segeradicabut dan dibakar. Serangan penyakit tanaman dapat dicegah ataudiatasi dengan penyemprotan fungisida.
Pemanenan: Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 9 - 10 bulan, yaitu dengan cara membongkar seluruh rimpang dengan menggunakan garpu atau cangkul. Pasca Panen: Setelahpanen, rimpang harus segera dibersihkan untuk menghindarimikroorganisme yang tidak diinginkan, yaitu dengan cara disemprot airyang bertekanan tinggi atau dicuci dengan tangan. Setelah pencucian,rimpang dianginkan untuk mengeringkan air pencucian. Untukpenjualan segar rimpang dapat langsung dikemas. Apabila dijualdalam bentuk kering atau simplisia, maka rimpang direbus beberapamenit, kemudian diiris setebal 1- 4 mm, dan
kemudiandikeringkan/dijemur sampai mencapai kadar air sekitar 8 – 10%,yaitu bila rimpang bisa dipatahkan.
Semoga bermanfaat……………………////////

Tidak ada komentar:

Posting Komentar