Senin, 17 Maret 2014

VERTICAL GARDEN

VERTICAL GARDEN
Kawasan perkotaan sangat identik dengan mahalnya nilai lahan. Hal ini menyebabkan penduduk kota harus lebih kreatif dan inovatif dalam mensiasati dan menata lingkungannya baik di perumahan maupun di kawasan perkantoran. Secara naluriah manusia mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap alam sehingga sebisa mungkin akan berusaha utuk mendekatkan elemen-elemen alam tersebut kedalam kehidupannya.  Salah satu elemen alam yang sering digunakan dalam melampiaskan ‘kerinduan’ akan alam tersebut berupa tanaman baik berdiri sendiri sebagai individu maupun berkelompok dengan komposisi berupa taman. 
Keterbatasan lahan ruang luar tersebut menyebabkan halaman rumah maupun kantor sekalipun menjadi sempit dan sangat terbatas.  Namun keterbatasan lahan ini tidak menyurutkan warga kota untuk menampilkan taman sehingga suasana rumah/ kantor lebih ‘hijau’ dan dingin.  Salah satu konsep taman yang saat ini sedang marak dan menjadi perhatian masyarakat luas adalah penggunaan vertical garden atau seringkali disebut taman tegak. Vertical garden sendiri merupakan perluasan dari vertikultur yang sudah banyak di aplikasikan di Indonesiadengan menanam sayuran pada media tanam tanah (atau media lainnya) pada sebuah pot atau wadah  yang ditata secara vertical.  Khusus untuk vertical garden ini dibuat dengan tanaman hias disertai dengan desain tata letak yang cantik dan indah menyesuaikan bentuk ruang.

Keinginan mempunyai vertical garden yang tinggi ditunjang dengan masih sedikitnya pengetahuan akan konstruksi vertical garden membuat konsep ini dihargai sangat mahal di pasaran, bahkan beberapa perusahaan penyedia jasa pembuatan vertical garden mematok harga lebih darijuta rupiah per meter persegi.  Harga yang mahal ini kadangkala membuat konsumen ciut sehingga keinginan menampilkan taman di lahan rumah/kantor yang sempit menjadi tertunda bahkan tidak jadi.
Mahalnya pembuatan konstruksi vertical garden tidak lepas dari beberapa bahan yang masih di import dari luar negeri terutama bahan yang bersifat modul (Gambar 2).  Namun untuk menampilkan vertical garden, sistem modul bukanlah satu-satunya sistem yang bisa diaplikasikan untuk mempercantik rumah/kantor anda.  Ada beberapa sistem lain yang bisa diterapkan tergantung luasan dinding yang ‘ditanami’ maupun jenis tanaman yang akan ditampilkan sehingga lebih murah dan terjangkau.



 Gambar 2. Sistem modul yang terbuat dari pabrikan.

Sistem vertical garden yang paling murah dan mudah untuk diaplikasikan sebenarnya adalah dengan menggunakan sistem kantong baik yang terbuat dari lembaran filter geotextile maupun bahan screen. Bahan bahan ini digunakan karena sifatnya yangmampu menahan media tanam tetapi air masih bisa tembus untuk sistem pengairan media.  Sistem kantong bisa dibuat secara mesin dengan mesin jahit khusus bahan tebal (missal bahan kain jeans atau mesin jahit terpal) maupun dengan sistem jahit tangan. Gambar 3 menunjukkan sistem jahit dengan mesin khusus untuk luasan vertical garden yang relative kecil.



Untuk luasan vertical garden yang lebih luas, sistem kantong dengan mesin jahit dirasa kurang praktis saat konstruksi sehingga lebih mudah dengan sistem manual.  Bahan jahit manual untuk sistem kantong luas bisa menggunakan bahan senar (tali pancing) dengan diameter tali senar yang cukup besar (bahan senar pancing laut).  Gambar 4 menunjukkan konstruksi vertical garden dengan sistem kantong untuk area yang luas dan panjang.  Pada konstruksi ini selain penggunaan material dan bahan senar juga sistem kerangka di belakang kantong-kantong yang dibuat.  Material yang paling kuat adalah dengan mengunakan tulangan beton dengan diameter minimal 12mm yang dibuat seperti jaring yang batangan dihubungkan dengan las. Selain besi bisa juga digunakan dengan konstruksi Galvalum batangan C yang juga didesain seperti jarring.  Penentuan ukuran material dan jarak yang digunakan sangat ditentukan luasan vertical garden, semakin luas tentunya beban akan semakin berat dan konstruksi harus dibuat semakin kuat. 



Tahapan konstruksi vertical garden sistem kantong jahit manual adalah sebagai berikut :
1.    Hitung luasan dinding yang akan ditutupi vertical garden, semakin tinggi area, bahan konstruksi kerangka belakang dibuat lebih besar dan kuat.
2.    Sambungkan kerangka pada dinding yang akan ditutupi, terutama pilih bagian dinding yang berupa beton bertulang
3.    Tata bahan lembaran screen/filter geotextile membentuk kantong-kantong dengan jarak tertentu (penentuan jarak tergantung besar kecil tanaman).
4.    Jahit kantong dengan bahan senar pancing besar pada setiap pertemuan penguat konstruksi di belakang (pada pertemuan batang vertical-horisontal) sehingga terbentuk kantong-kantong yang banyak dan panjang.
5.    Masukkan pipa sistem irigasi tetes sehingga terikat kuat di simpul senar bagian dalam.
6.    Masukkan media tanam ke dalam kantong-kantong terbentuk
7.     Tanam tanaman hias sesuai desain yang diinginkan kedalam kantong -kantong yang telah diberi media.  Perhatikan pemilihan jenis tanaman, sesuaikan syarat tumbuh tanaman dengan kondisi lokasi vertical garden (kebutuhan cahaya, air dll)
8.    Beri pupuk tanaman baik pada media maupun bisa disertakan dalam irigasi tetes.
9.    Irigasi bisa dibuat secara otomatis dengan timer maupun secara manual
10.  Selamat mencoba, semoga berhasil menghijaukan rumah/kantor anda…





·         Kuping gajah(Anthurium crystalinum), Kuping gajah jenis lama biasanya berhelai besar dan berhelai kecil untuk jenis baru. Ciri yang dimiliki tanaman ini adalah daun berbentuk hati dengan urat daun putih keperakan. Untuk taman vertikal, jenis daun kecil lebih kerap digunakan.
·         Tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), memiliki daun yang mirip dengan tanduk rusa jantan. Tumbuhnya menempel di barang kayu, marga ini dibiakkan dengan spora, ia menyukai tempat yang teduh dan lembab.
·         Lili paris (Chlorophytum comosum), daun tanaman ini panjang dengan garis putih kekuningan. Biasanya digunakan untuk tanaman border atau pot gantung. Lili paris tahan terhdap matahari langsung dan tumbuh optimal di tempat yang ternaungi.
·         Cryptanthus, memiliki banyak warna daun, mulai dari hijau, abu-abu, coklat hingga garis-garis putih. Cryptanthus juga merupakan tanaman yang tahan terhadap sinar matahari yang terik serta bisa hidup di tempat yang memiliki naungan. Diterapkan sebagai aksen di taman vertikal, dengan Bromeliaceae sebagai teman sandingannya.
·         Kucai, kucai merupakan jenis bawang-bawangan terkecil dari famili Alliaceae. Tanaman umbi-umbian setinggi 30-50 sentimeter dan lebar 1 sentimeter, dengan daun berbentuk tabung hampa sekitar 50 sentimeter ini memiliki tekstur lembut. Bunga dari Kucai berwarna pucat ungu, berbentuk bintang dengan enam kelopak bunga lebar.
·         Neoregelia, marga ini kerap dinamakan dengan bromelia. Padahal bromelia adalah nama keluarga dari banyak genus tanaman. Neoregelia yang umum digunakan di taman vertikal antara lain jenis Neoregelia olens dengan daun merah polus berujung rata, lalu Neoregelia carolinae dengan corak daun bergaris.
·         Lipstik(Aeschynantus Radicans), tanaman ini tumbuh menjalar dengan batang yang panjang. Daunnya berbentuk ginjal (cordata), berwarna merah hati dnegan garis perak dan berbulu. Bunganya berwarna merah menyala.
·         Kadaka (Asplenium scolopendrium), tanaman ini hampir sama dengan Paku sarang burung, hanya jenis daunnya lebih kecil. Pinggirnya bergelombang berwarna hijau muda.
·         Sirih Merah, jenis tanaman ini menyenangi tempat teduh, tumbuhnya menjalar dengan batang berbuku, daunnya berwarna merah dengan garis perak. Sebagai tanaman pengisi taman vertikal, Sirih Merah tampil dengan warna merahnya.
·         Singonium, tumbuhan perdu dengan tinggi tak lebih dari 30 sentimeter ini memiliki daun berbentuk hati dengan warna daun campuran antara putih dan hijau. Tanaman ini gampang tumbuh asalkan cukup air.



Sumber / Pustaka :
           2. Memahami Vertical garden ( rfan H)
3. Ruang Luar Vertical Garden Solusi Taman Pada HalamanSempit ( Vincent Hariyanto )
            4. Koleksi rumahu


Senin, 10 Maret 2014

BUDIDAYA JAHE ( zingiber Officinale ) DENGA MEDIA POLYBAG / ZAG

BUDIDAYA  JAHE ( zingiber Officinale )
DENGA MEDIA  POLYBAG  / ZAG

Budidaya tanaman bahan jahe dapat dilakukan secara (1) monokultur atau (2) tumpangsari. Disini yang saya bahas adalah Pola budidaya tanaman jahe dalam media Polybag / zag ( karung plastic ) diareal lahan yang terbatas. Hal yg mendasar adalah sempitnya  lahan dan perawatan yang dilakukan lebih mudah dan tidak banyak menyita waktu kita.  Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pola Media tanam diatas adalah
1. Tidak memerlukan lahan yg luas
2. Tidak memerlukan modal yg besar
3. Masa tanam yg relative pendek
4. Yg jelas meningkatkan peghasilan ,kalo dikelola dg baik

Budidaya ini sudah dikembangkan oleh perorangan maupun kelompok kelompok,dan dikembangkan lebih modern oleh para penggerak dibidang agrobis. Proses budidaya tanaman jahe secara garis besar meliputi pembibitan, pengolahan mediatanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan penanganan pascapanen. Pembibitan meliputi penyemaian bibit dan penyiapan bibit sebelumditanam. Tergantung kepada kondisi , maka tahapan pada pengolahan media tanam dapat meliputi kegiatan persiapan media tanam, pengolahan bahan tanam,pembentukan bedengan . Pemeliharaan tanaman meliputikegiatan penyulaman, penyiangan, peggemburan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, serta pengendalian hama, penyakit dan gulmaOleh karena setiap jenis tanaman jahe mempunyai atau mempersyaratkan perlakuan yang spesifik, berikut diuraikan secara singkat proses budidaya tanaman jahe
 
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Pembibitan: Rimpang yang digunakan untuk bibit adalah yang dipanen minimal 10 bulan, dengan ciri antara lain kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin, mengkilat dan keras serta tidak mudah mengelupas. Rimpang yang dipilih untuk benih adalah yang mempunyai 2-3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25-60 gr untuk jahe putih besar, 20-40 gr untuk jahe putih kecil dan jahe merah. .Sebelum ditanam rimpang bibit ditunaskan dengan cara menghamparkan rimpang di atas jerami/alang-alang tipis. Jerami atau alang-alang dihamparkan di atas wadah berupa rak-rak terbuat dari bambu atau kayu yang diletakkan di tempat
yang teduh. Selama penyemaian dilakukan penyiraman setiap hari. Setelah sekitar 15 hari atau apabila sudah tumbuh tunas dengan tinggi 1-2 cm, benih sudah siap ditanam. Untuk mencegah infeksi bakteri, sebelum ditanam benih direndam di dalam larutan bakterisida selama 10 jam, kemudian dikering anginkan.
Penyiapan Media
    Siapkan Polybag / zag sesuai kebutuhan. Isi dengan bahan campuran kompos organic/ sekam yg sudah membusuk, tanah ( kalo ada tanah humus / tanah yg arnanya kemerahan / tana yg poros terhadap air kalo perlu campur dg pupuk TSP/ponska , aduk ratau dengan garpu atau dicangkul / atau paka tangan lebih bagus agar merata campuran bahan tersebut. Biarkan 1- 2 minggu ,tetap siram air unuk mempercepat proses peragian bahan tanaman. Isi Polybag seperempat .
Penanaman:    Bibit yg sudah disiapkan, dipotong 2/3 rimpang ,letakan di media /bahan yg ada dalam polybag ,tekan ,lalutaburkan tanah secukupnya janan terlalu tebal
Pemeliharaan: Setelah penanaman dilakukan pemupukan dengan urea sebanyak 3 kali yaitu pada saat umur tanaman mencapai 1, 2 dan 3 bulan. Pada setiap umur tanaman tersebut pupuk yang diberikan adalah sebanyak 135-200 Kg/ha. Selama masa pertumbuhan tanaman dilakukan penyiangan gulma dengan intensitas sesuai dengan kondisi pertumbuhan gulma. Selama masa pertumbuhan terdapat resiko tanaman diserang hama dan penyakit. Apabila ada tanamanyang terserang penyakit layu bakteri, maka tanaman tersebut segeradicabut dan dibakar. Serangan penyakit tanaman dapat dicegah ataudiatasi dengan penyemprotan fungisida.
Pemanenan: Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 9 - 10 bulan, yaitu dengan cara membongkar seluruh rimpang dengan menggunakan garpu atau cangkul. Pasca Panen: Setelahpanen, rimpang harus segera dibersihkan untuk menghindarimikroorganisme yang tidak diinginkan, yaitu dengan cara disemprot airyang bertekanan tinggi atau dicuci dengan tangan. Setelah pencucian,rimpang dianginkan untuk mengeringkan air pencucian. Untukpenjualan segar rimpang dapat langsung dikemas. Apabila dijualdalam bentuk kering atau simplisia, maka rimpang direbus beberapamenit, kemudian diiris setebal 1- 4 mm, dan
kemudiandikeringkan/dijemur sampai mencapai kadar air sekitar 8 – 10%,yaitu bila rimpang bisa dipatahkan.
Semoga bermanfaat……………………////////

BUDIDAYA JAHE ( zingiber Officinale ) DENGA MEDIA POLYBAG / ZAG

BUDIDAYA  JAHE ( zingiber Officinale )
DENGA MEDIA  POLYBAG  / ZAG
Budidaya tanaman bahan jahe dapat dilakukan secara (1) monokultur atau (2) tumpangsari. Disini yang saya bahas adalah Pola budidaya tanaman jahe dalam media Polybag / zag ( karung plastic ) diareal lahan yang terbatas. Hal yg mendasar adalah sempitnya  lahan dan perawatan yang dilakukan lebih mudah dan tidak banyak menyita waktu kita.  Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pola Media tanam diatas adalah
1. Tidak memerlukan lahan yg luas
2. Tidak memerlukan modal yg besar
3. Masa tanam yg relative pendek
4. Yg jelas meningkatkan peghasilan ,kalo dikelola dg baik
 
Budidaya ini sudah dikembangkan oleh perorangan maupun kelompok kelompok,dan dikembangkan lebih modern oleh para penggerak dibidang agrobis. Proses budidaya tanaman jahe secara garis besar meliputi pembibitan, pengolahan mediatanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan penanganan pascapanen. Pembibitan meliputi penyemaian bibit dan penyiapan bibit sebelumditanam. Tergantung kepada kondisi , maka tahapan pada pengolahan media tanam dapat meliputi kegiatan persiapan media tanam, pengolahan bahan tanam,pembentukan bedengan . Pemeliharaan tanaman meliputikegiatan penyulaman, penyiangan, peggemburan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, serta pengendalian hama, penyakit dan gulmaOleh karena setiap jenis tanaman jahe mempunyai atau mempersyaratkan perlakuan yang spesifik, berikut diuraikan secara singkat proses budidaya tanaman jahe

Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Pembibitan: Rimpang yang digunakan untuk bibit adalah yang dipanen minimal 10 bulan, dengan ciri antara lain kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin, mengkilat dan keras serta tidak mudah mengelupas. Rimpang yang dipilih untuk benih adalah yang mempunyai 2-3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25-60 gr untuk jahe putih besar, 20-40 gr untuk jahe putih kecil dan jahe merah. .Sebelum ditanam rimpang bibit ditunaskan dengan cara menghamparkan rimpang di atas jerami/alang-alang tipis. Jerami atau alang-alang dihamparkan di atas wadah berupa rak-rak terbuat dari bambu atau kayu yang diletakkan di tempat
yang teduh. Selama penyemaian dilakukan penyiraman setiap hari. Setelah sekitar 15 hari atau apabila sudah tumbuh tunas dengan tinggi 1-2 cm, benih sudah siap ditanam. Untuk mencegah infeksi bakteri, sebelum ditanam benih direndam di dalam larutan bakterisida selama 10 jam, kemudian dikering anginkan.
Penyiapan Media
    Siapkan Polybag / zag sesuai kebutuhan. Isi dengan bahan campuran kompos organic/ sekam yg sudah membusuk, tanah ( kalo ada tanah humus / tanah yg arnanya kemerahan / tana yg poros terhadap air kalo perlu campur dg pupuk TSP/ponska , aduk ratau dengan garpu atau dicangkul / atau paka tangan lebih bagus agar merata campuran bahan tersebut. Biarkan 1- 2 minggu ,tetap siram air unuk mempercepat proses peragian bahan tanaman. Isi Polybag seperempat .
Penanaman:    Bibit yg sudah disiapkan, dipotong 2/3 rimpang ,letakan di media /bahan yg ada dalam polybag ,tekan ,lalutaburkan tanah secukupnya janan terlalu tebal
Pemeliharaan: Setelah penanaman dilakukan pemupukan dengan urea sebanyak 3 kali yaitu pada saat umur tanaman mencapai 1, 2 dan 3 bulan. Pada setiap umur tanaman tersebut pupuk yang diberikan adalah sebanyak 135-200 Kg/ha. Selama masa pertumbuhan tanaman dilakukan penyiangan gulma dengan intensitas sesuai dengan kondisi pertumbuhan gulma. Selama masa pertumbuhan terdapat resiko tanaman diserang hama dan penyakit. Apabila ada tanamanyang terserang penyakit layu bakteri, maka tanaman tersebut segeradicabut dan dibakar. Serangan penyakit tanaman dapat dicegah ataudiatasi dengan penyemprotan fungisida.
Pemanenan: Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 9 - 10 bulan, yaitu dengan cara membongkar seluruh rimpang dengan menggunakan garpu atau cangkul. Pasca Panen: Setelahpanen, rimpang harus segera dibersihkan untuk menghindarimikroorganisme yang tidak diinginkan, yaitu dengan cara disemprot airyang bertekanan tinggi atau dicuci dengan tangan. Setelah pencucian,rimpang dianginkan untuk mengeringkan air pencucian. Untukpenjualan segar rimpang dapat langsung dikemas. Apabila dijualdalam bentuk kering atau simplisia, maka rimpang direbus beberapamenit, kemudian diiris setebal 1- 4 mm, dan
kemudiandikeringkan/dijemur sampai mencapai kadar air sekitar 8 – 10%,yaitu bila rimpang bisa dipatahkan.
Semoga bermanfaat……………………////////